Jumat, 28 Maret 2008

KEGIATAN SEMINAR

Sumbangan pemikiran DR. H. Tenas Effendy di dunia kemelayuan banyak memberikan sumbangan positif bagi orang-orang Melayu. Pemikiran-pemikiran Tenas Effendy mengenai Melayu yaitu di antaranya:
1.
Bahwa untuk menghadapi masa depan, yang penuh cabaran dan tantangan diperlukan budaya yang tangguh untuk melandasi sikap dan perilaku masyarakat pendukungnya agar menjadi manusia tangguh. Oleh karena itu, budaya Melayu yang memiliki nilai-nilai luhur yang Islami yang sudah teruji kehandalannya, harus dikekalkan dengan menjadikannya sebagai “jatidiri” bagi masyarakatnya. Nilai-nilai budaya ini diyakini mampu mengangkat marwah, harkat dan martabat kemelayuan dalam arti luas. Di dalam resam Melayu, nilai-nilai yang dimaksud dipaterikan ke dalam ungkapan-ungkapan adat, yang disebut sebagai “Sifat yang Duapuluh Lima”, atau “pakaian yang Duapuluh Lima”. Jika sifat atau pakaian itu dijadikan sebagai “jatidiri” , tentu akan menjadi “orang” yang “sempurna” lahiriah dan batiniah.
2.
Bahwa untuk menjaga nilai kegotoroyongan, nilai tenggang rasa, dan nilai keberasamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maka yang perlu dilakukakan adalah menjaga nilai-nilai asas persebatian Melayu (Perekat Kehidupan Bermasyaraka, Berbangsa dan Bernegara). Hal ini selaras dengan ungkapan adat Melaya yang mengatakan: “Hidup sebanjar ajar mengajar, hidup sedusun tuntun menuntun, hidup sekampung tolong-menolong, hidup senegeri beri memberi, hidup sebangsa rasa merasa”
Pengaruh pemikiran Tenas Effendy tidak hanya di Indonesia saja, tapi juga meliputi wilayah Asia Tenggara, khususnya negara-negara tetangga yang dihuni oleh sebagian orang-orang Melayu, seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Tidak ada komentar: