Satu sikap menjaga marwah diri adalah menjaga keutuhan budaya. Mempertahankan citarasa sejati nilai-nilai semangat dan geliat positif yang menjadi warisan turun-temurun. Seperti nilai keterbukaan, nilai senasib-sepenanggungan, nilai senenek-semoyang, nilai seadat-sepusaka, sepucuk setali darah, nilai sesampan-sehaluan serta nilai menegakkan marwah dalam musyawarah dan menegakkan daulat dalam mufakat.
Setapak langkah yang harus dilakukan agar lingkar budaya Melayu tak terputus adalah memperkuat rasa peduli terhadap dinamika budaya itu sendiri. Terus memupuk semangat berbudaya dan menjadikannya sebagai acuan yang dapat membangun semangat untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar. Jangan sampai pancang Melayu Kepri tercabut dari tanahnya sendiri, akibat masyarakat Melayu meninggalkan adat dan resamnya. Jadilah tuan dinegeri sendiri.
Berpijak dari itu, Tenas Effendy Foundation (TEF) Kepri beberjasama dengan DPD Kepri dan Pemda Provinsi Kepri berniat menaja sebuah pertemuan budaya yang bermuatan Pendidikan melibatkan pihak-pihak yang peduli dengan Pendidikan kebudayaan Melayu Kepulauan Riau, khususnya kebudayaan yang menyangkut aspek peningkatan prilaku, budipekerti mulya, ahlak, Jiwa pemimpin sejadi yang santun dan berbudi pekerti dan menjunjung tinggi kebudayaan Melayu Kepulauan Riau. Kejayaan bangsa Melayu dulu saat ini hanya meninggalkan pesan moral dan budaya yang pastinya mencerminkan peradaban Melayu secara filosofis, sosial, budaya dan ekonomi.
“ Tema Mengangkat Tunjuk Ajar Melayu dijadikan Muatan Local Kepulauan Riau”.
Semoga niat baik ini mendapat sambutan yang hangat bagi semua pihak, dan bagi yang ingi berpatisipasi silakan menghubungi kami.
Raja tidak membuang daulat
Datuk tidak membuang marwah
Penghulu tidak membuang tuah
Hulubalang tidak membuang kuat
Alim tidak membuang kitab
Tukang tidak membuang bahan
Cerdik tidak membuang pandai
(Tenas Effendi)
2 komentar:
buku tentang adat melayu ocu di kampar ada gak????
slm. di mana saya boleh dapat syair tunjuk ajar tentang adab dengan guru
Posting Komentar